|

Kenali Upacara Kasada Bromo, Ritual Unik dari Suku Tengger di Jawa Timur

bagikan

Upacara Kasada Bromo adalah sebuah festival tahunan yang diadakan oleh masyarakat suku Tengger, yang menggambarkan kekayaan tradisi dan budaya Indonesia.​

Kenali Upacara Kasada Bromo, Ritual Unik dari Suku Tengger di Jawa Timur

Di tengah keindahan alam Gunung Bromo, yang terkenal dengan pemandangan sunrisenya yang spektakuler dan lautan pasir yang luas, Upacara Kasada bukan hanya sekadar acara wisata, tetapi juga memiliki makna mendalam bagi masyarakat lokal. Setiap tahun, suku Tengger merayakan upacara ini dengan penuh ritual dan simbolisme. Festival ini menjadi momen penting untuk menghormati leluhur dan musyawarah dengan alam, yang telah terjalin selama berabad-abad. Mari kita eksplorasi lebih jauh tentang Upacara Kasada dan makna istimewa yang terkandung di dalamnya bagi masyarakat Tengger hanya di LAND SCAPE INDONESIA.

Sejarah Singkat Upacara Kasada

Upacara Kasada, atau lebih dikenal dengan nama Yadnya Kasada, merupakan tradisi yang telah ada sejak lama, berkaitan erat dengan legenda suku Tengger. Menurut legenda, pasangan suami istri Roro Anteng dan Joko Seger, yang merupakan keturunan Raja Majapahit, melakukan meditasi di puncak Gunung Bromo untuk memohon keturunan setelah bertahun-tahun menikah tanpa anak. Setelah berdoa, mereka akhirnya dianugerahi 25 anak dengan satu syarat: anak yang paling muda harus dikorbankan ke dalam kawah sebagai bentuk penghormatan kepada dewa-dewa.

Tradisi ini terus dilanjutkan hingga kini, meskipun untuk saat ini tidak ada pengorbanan manusia. Sebagai gantinya, masyarakat Tengger melemparkan hewan, seperti ayam dan kambing, serta hasil pertanian ke kawah Bromo sebagai bentuk persembahan dan rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa, Tuhan Yang Maha Esa. Ritual ini diadakan pada malam hari tanggal 14 bulan Kasada dalam kalender Hindu Tengger, yang biasanya jatuh pada bulan Juli atau Agustus.

Makna di Balik Upacara Kasada

Masyarakat Tengger mempercayai bahwa Upacara Kasada bukan sekadar festival, tetapi juga momen untuk mensyukuri karunia hasil bumi dan meminta keselamatan serta keberkahan. Upacara ini melambangkan perpaduan antara budaya Hindu yang masih kental dengan elemen animisme yang menghormati kekuatan alam. Biasanya, saat upacara berlangsung, warga akan mengenakan pakaian adat mereka, lengkap dengan aksesori yang khas.

Selain itu, Upacara Kasada juga menjadi ajang bagi warga untuk berkumpul dan mempererat tali persaudaraan. Baik itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa akan terlibat dalam prosesi ini. Membuatnya menjadi momen yang sangat berkesan dan dinanti-nanti setiap tahun.

Upacara yang Meriah

Pagi hari saat upacara, suasana di sekitar Gunung Bromo sudah mulai ramai. Puluhan hingga ratusan warga Tengger berbondong-bondong menuju Pura Luhur Poten, sebuah kuil yang terletak di kaki Bromo. Di sini, mereka melakukan doa bersama sambil membawa berbagai macam persembahan. Mulai dari sayuran, buah-buahan, hingga hewan yang telah disiapkan.

Setelah doa, dengan semangat dan kegembiraan, mereka menujukan kawah Bromo. Proses perjalanan ini penuh dengan warna, suara tawa anak-anak, serta langkah kaki yang beriringan. Selain itu, para wisatawan lokal dan asing juga seringkali ikut serta, menjadikan festival ini semakin hidup dan meriah.

Baca Juga: Wediombo Beach Tempat Ideal untuk Berenang dan Menyaksikan Sunset yang Spektakuler

Proses Pelemparan Persembahan

Proses Pelemparan Persembahan
Proses pelemparan persembahan saat Upacara Kasada Bromo adalah salah satu momen paling menarik yang tidak boleh dilewatkan. Setelah melakukan doa bersama di Pura Luhur Poten, peserta akan beranjak menuju kawah Gunung Bromo. Di sinilah semua persembahan yang telah disiapkan, mulai dari hasil pertanian sampai hewan seperti ayam dan kambing, akan dilemparkan ke dalam kawah.

Suasana di puncak kawah terasa sangat khidmat, ditambah lagi dengan asap yang mengepul dari kawah dan latar belakang pegunungan yang megah. Semua orang tampak antusias sambil memanjatkan harapan dan permohonan sebelum melepaskan persembahan mereka. Saat ritual mulai berlangsung, warga suku Tengger dengan khidmat mengangkat persembahan mereka tinggi-tinggi sebelum melemparkannya ke dalam kawah.

Setiap kali sebuah persembahan dilemparkan, terdengar sorakan dan tepuk tangan dari para peserta. Menciptakan suasana yang penuh semangat dan harapan. ​Tradisi ini bukan hanya sekadar seremonial, tetapi juga menjadi simbol rasa syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa serta harapan agar masyarakat selalu diberi berkah dan perlindungan.​ Momen ini menampakkan betapa kuatnya hubungan antara warga Tengger dengan alam dan keyakinan yang mereka anut.

Rasa Kebersamaan Dalam Tradisi Kasada

Upacara Kasada bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga menjadi sarana berkumpulnya masyarakat. Setiap suku Tengger dari berbagai desa berpartisipasi dengan antusias. Mereka berbagi makanan, cerita, dan pengalaman, menumbuhkan rasa kebersamaan yang kuat antara anggota komunitas. Momen ini menjadi pengingat bagi mereka bahwa bekerja sama dan menjaga tradisi adalah kunci untuk menjaga kelangsungan hidup budaya mereka.

Sebagian besar peserta Upacara Kasada berharap agar acara ini tidak hanya menjadi tanggung jawab sosial. Tetapi juga dapat menarik perhatian dunia luar. Menyaksikan dan berpartisipasi dalam upacara ini menjadikan setiap orang merasa terhubung dengan sejarah dan tradisi yang selamanya akan abadi.

Dampak Positif untuk Pariwisata

​Dampak positif dari Upacara Kasada Bromo terhadap pariwisata sangat nyata.​ Setiap tahun, festival ini menarik ribuan wisatawan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Yang ingin menyaksikan keindahan upacara dan panorama Gunung Bromo secara langsung. Kehadiran mereka tentu memberikan angin segar bagi perekonomian lokal. Para pedagang makanan, penjual suvenir, dan pengelola penginapan kebanjiran rezeki selama festival berlangsung.

Semakin banyak orang yang berkunjung, semakin hidup suasana sekitar Bromo, menjadikannya tempat yang semarak dan berwarna. Namun, kehadiran wisatawan juga harus diimbangi dengan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan dan budaya setempat. Masyarakat dan pemerintah setempat perlu bekerja sama untuk memastikan bahwa festival ini berlangsung dengan baik dan tidak merusak alam.

Edukasi bagi pengunjung tentang cara berperilaku yang baik selama acara sangat penting untuk melestarikan tradisi dan keindahan alam Bromo. Dengan pendekatan yang tepat, Upacara Kasada bisa menjadi contoh bagaimana tradisi dan pariwisata dapat berjalan seiring, memberikan manfaat bagi semuanya.

Kesimpulan

​Upacara Kasada di Gunung Bromo adalah panggilan untuk menghormati dan merayakan kehidupan.​ Lebih dari sekedar sebuah festival, upacara ini menanamkan rasa syukur, menghormati tradisi, dan menjaga kesatuan komunitas. Tradisi ini mengingatkan kita betapa pentingnya untuk merawat lingkungan. Menghargai warisan budaya, dan menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dan alam.

Jadi, jika kamu berencana untuk berkunjung ke Indonesia, pastikan Bromo dan Upacara Kasada ada dalam daftar perjalananmu. Siapkan dirimu untuk merasakan atmosfer magis dari upacara yang telah ada selama ratusan tahun ini dan berbagi momen berharga bersama masyarakat lokal.

Nikmati keindahan Gunung Bromo, pelajari sejarah dan budaya yang kaya, serta biarkan dirimu terhanyut dalam pesona Upacara Kasada yang tidak akan terlupakan ini. Simak terus pembahasan menarik lainnya tentang kepulauan dan tempat wisata hanya dengan klik link berikut ini LAND SCAPE INDONESIA.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *