Kenali Tradisi Peresean: Olahraga Tradisional yang Seru dan Menantang dari Lombok

bagikan

Tradisi Peresean adalah tradisi pertarungan yang melibatkan dua pria dengan senjata rotan dan perisai kulit kerbau.

Kenali Tradisi Peresean Olahraga Tradisional yang Seru dan Menantang dari Lombok

Kalau kamu pernah ke Lombok pasti kamu pernah mendengar tentang tradisi unik ini. Dalam peresean, dua orang laki-laki yang disebut pepadu akan bertarung menggunakan tongkat rotan (disebut penjalin) dan perisai dari kulit kerbau yang tebal (disebut ende). Dalam artikel ini LAND SCAPE INDONESIA akan membahas tentang Apa itu Tradisi Peresean, mengapa ini menjadi populer dan bagaimana cara melestarikannya.

Mengenal Tradisi Peresean

Peresean adalah seni pertarungan tradisional yang berasal dari suku Sasak di Lombok. Dalam peresean, dua orang yang biasa disebut pepadu akan bertarung menggunakan tongkat dari rotan dan perisai yang terbuat dari kulit kerbau. Pertarungan ini tidak sembarangan, karena ada berbagai aturan dan makna di baliknya. ​Masyarakat Lombok melihat peresean tidak hanya sebagai ajang adu kekuatan, tapi juga sebagai sarana untuk melestarikan budaya dan memperkuat ikatan sosial di antara anggota masyarakat.​

Dalam pertarungan ini, tidak hanya dua orang yang berjuang, tetapi juga semua orang yang berada di sekitar arena, baik penonton maupun peserta lainnya yang merasakan euforia dan semangat kebersamaan. Tradisi ini sudah ada sejak lama dan merupakan bagian penting dari identitas kebudayaan Lombok.

Sebelum peresean diadakan, seringkali dilakukan ritual tertentu untuk memohon keselamatan bagi para pepadu dan agar acara berjalan dengan lancar. Tradisi ini juga penting dalam konteks pendidikan karakter, mengajarkan nilai-nilai seperti keberanian, disiplin, dan sportivitas. Sangat menarik ditemukan bahwa peresean bukan hanya sekedar pertarungan fisik, tetapi juga mengandung banyak nilai-nilai yang dapat mendidik masyarakat.

Siapa yang Terlibat Dalam Peresean?

Peresean biasanya melibatkan dua orang lelaki dewasa, di mana masing-masing bertindak sebagai pepadu. Selain itu, ada juga sejumlah penonton yang berbondong-bondong datang untuk menyaksikan pertarungan, biasanya diadakan pada acara-acara tertentu seperti Hari Kemerdekaan atau festival desa. Terdapat sosok juri yang berperan penting dalam menjaga keadilan selama pertarungan dan memastikan bahwa semua aturan diikuti. Juri ini sering kali adalah tokoh yang dihormati dalam masyarakat, yang sudah berpengalaman dalam tradisi peresean.

Selama pertarungan, biasanya diiringi dengan musik tradisional menggunakan alat-alat seperti gong, drum, dan seruling. Musik ini bukan hanya untuk mengatur ritme pertarungan, tetapi juga menambah semangat para pepadu dan penonton. Setelah selesai bertarung, ada tradisi untuk saling bersalaman dan berpelukan antara pelawan sebagai tanda bahwa meskipun mereka telah bertarung, mereka tetap menghormati satu sama lain. Ini menunjukkan bahwa peresean lebih dari sekadar pertarungan, melainkan juga tentang persahabatan dan saling menghargai.

Kapan Peresean Diadakan?

Tradisi peresean dapat diadakan sepanjang tahun, namun biasanya lebih banyak dijumpai pada saat perayaan besar seperti Hari Kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh setiap 17 Agustus. Selain itu, festival-festival desa atau upacara adat juga sering kali menyertakan peresean sebagai daya tarik utama. Dengan adanya penonton yang banyak, pertarungan ini menjadi lebih meriah dan menarik.

Secara spesifik, pertarungan peresean seringkali menjadi bagian dari perayaan budaya yang diadakan masyarakat setempat, sebagai bentuk syukur dan ajang untuk menampilkan keahlian. Di desa-desa, saat perayaan panen atau acara penting lainnya, peresean menjadi menjadi salah satu ritual yang tidak boleh terlewatkan. Dalam konteks yang lebih modern, peresean juga mulai dipromosikan sebagai atraksi wisata, yang menarik minat pengunjung yang ingin melihat kebudayaan Sasak secara langsung.

Di Mana Peresean Dilakukan?

Peresean dilakukan di berbagai tempat di Lombok, namun biasanya diadakan di lapangan terbuka yang cukup luas agar banyak penonton dapat melihat dengan jelas. Arenanya sering kali terbuat dari tanah yang ditandai dengan garis, sehingga memberi batas yang jelas untuk pertempuran. Misalnya, saat acara diadakan di desa, lapangan desa menjadi tempat favorit untuk melaksanakan tradisi ini.

Selain itu, ada juga beberapa festival yang mengadakan pertarungan peresean di lokasi-lokasi tertentu, seperti Mandalika yang dikenal dengan keindahan alamnya. Dengan kehadiran wisatawan, lokasi-lokasi ini juga menjadi luar biasa dan menambah kemeriahan acara. Tidak jarang pula, tempat-tempat ini dilengkapi dengan fasilitas agar penonton dapat menikmati pertunjukan dengan nyaman.

Baca Juga: Menyelami Kehidupan Suku Baduy, Hingga Budaya dan Adatnya 

Kenapa Peresean Penting buat Kita

Kenapa Peresean Penting buat Kita

Tradisi peresean sangat penting bagi masyarakat Lombok karena memiliki makna yang dalam dalam konteks budaya dan sosial. Pertama, peresean melambangkan keberanian dan kekuatan, dan memberikan wadah bagi kaum lelaki untuk menunjukkan kemampuan mereka. Melalui peresean, para pemuda bisa belajar tentang pentingnya disiplin dan cara berkompetisi secara sehat.

Selanjutnya, peresean juga berfungsi untuk memperkuat ikatan sosial di antara warga masyarakat. Penonton yang datang untuk menyaksikan pertarungan merasa terikat dalam satu perasaan komunitas. Setiap pertarungan menjadi ajang berkumpulnya masyarakat yang saling mendukung, mengekspresikan kegembiraan, dan merayakan budaya mereka. Selain itu, tradisi ini memiliki potensi untuk menarik wisatawan, sehingga bisa memberikan dampak positif bagi ekonomi lokal.

Aturan Main di Peresean

Meskipun terlihat keras, proses dan aturan dalam peresean cukup ketat. Para pepadu diharuskan menggunakan alat yang sudah ditentukan, yakni tongkat rotan dan perisai kulit kerbau. Mereka hanya diperbolehkan menyerang bagian punggung dan bahu lawan. Hal ini dilakukan untuk menghindari cedera serius dan menjaga keselamatan para petarung.

Saat pertarungan berlangsung, penonton sangat antusias, meneriakkan dukungan untuk petarung favorit mereka. Musik pengiring membuat suasana semakin meriah, dan ketika salah satu pepadu terkena serangan dan jatuh, juri akan segera melakukan intervensi untuk menilai situasi. Jika ada yang terluka, biasanya mereka akan diobati dengan menggunakan obat tradisional yang oleh para penatua desa sudah terbukti tidak menyebabkan rasa sakit.

 Nilai-Nilai di Balik Peresean

Peresean tidak hanya sekadar ajang adu kekuatan, tetapi juga penuh dengan nilai-nilai kehidupan. Salah satunya adalah rasa menghormati lawan. Meskipun harus bertarung, para pepadu dihimbau untuk tetap menjunjung tinggi sikap saling menghormati. Setelah beradu, mereka akan saling berpelukan sebagai tanda pertemanan. Ini menunjukkan bahwa peresean bukan hanya tentang kalah atau menang, tetapi tentang how to conduct yourself in defeat and humility.

Selanjutnya, ada juga nilai-nilai seperti keberanian dan ketidakcukupan. Pengalaman dalam peresean mengajarkan para pemuda untuk berani menghadapi tantangan dan tidak merasa takut terhadap kegagalan. Dalam konteks yang lebih luas, tradisi ini memberikan pelajaran tentang solidaritas, di mana warga masyarakat berkumpul untuk memberikan dukungan kepada para pepadu dan merayakan prestasi mereka.

Kesimpulan

Peresean adalah tradisi yang penting dan unik bagi masyarakat Sasak di Lombok. Meskipun zaman terus berubah dan banyak hal yang baru bermunculan, nilai-nilai yang terkandung dalam peresean tetap relevan. Tradisi ini tidak hanya menjadi simbol kekuatan fisik, tetapi juga membawa makna yang dalam tentang kepekaan sosial dan kekuatan komunitas. Dengan pelestarian dan promosi peresean, diharapkan generasi muda tetap bisa menghargai dan memahami budaya mereka dengan baik.

Persean memiliki potensi besar untuk menarik perhatian wisatawan domestik maupun internasional, sehingga harus terus dikembangkan untuk tetap relevan di zaman modern ini. Pengembangan ini bisa dilakukan dengan cara meningkatkan pelatihan bagi para pepadu, memperbaiki cara penyajian, dan tetap menjaga esensi tradisi.

Dengan cara ini, peresean bukan hanya akan terus hidup dalam ingatan masyarakat lokal, tetapi juga bisa dikenal lebih luas dan menjadi jembatan antara kebudayaan masa lalu dan masa kini. Manfaatkan juga waktu anda untuk mengeksplorasi lebih banyak lagi informasi terupdate lainnya hanya di TRAVELING AJA.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *