Kerik Gigi, Tradisi Simbol Kecantikan Wanita Suku Mentawai

bagikan

tradisi-kerik-gigi-suku-mentawai-2

Indonesia dikenal sebagai negara yang kaya akan budaya. Setiap daerah pun memiliki kebudayaan masing-masing yang sudah ada sejak dahulu dan masih dilestarikan hingga saat ini. Begitu pula bagi salah satu suku tertua di Indonesia yaitu suku Mentawai yang ada di Kepulauan Mentawai, Pulau Siberut, Sumatera Barat. Suku Mentawai memiliki tradisi unik yang sudah cukup populer yaitu “Kerik Gigi”. Tradisi ini hanya dilakukan oleh perempuan.

Simbol Kecantikan

Dalam kepercayaan Suku Mentawai, gigi yang sudah diruncing merupakan simbol dari kecantikan wanita yang sesungguhnya. Selain itu, gigi yang dikerik diartikan sebagai salah satu tanda kedewasaan seorang wanita serta dapat memberikan kedamaian dan kebahagiaan. Dengan kata lain, wanita tersebut dianggap sudah siap menikah dan memiliki anak.

Tradisi ini dilakukan oleh para perempuan suku Mentawai sebagai bentuk kepatuhan pada sang suami, agar selalu tampil cantik di hadapannya. Suku Mentawai juga mempunyai tradisi lainnya, yaitu tato atau biasa disebut masyarakat setempat dengan sebutan titi

Jika biasanya seorang wanita yang ingin terlihat cantik dengan cara merawat wajah dan menjaga bentuk tubuhnya, namun hal berbeda yang terjadi pada perempuan di suku Mentawai. Mereka mempercantik diri dengan meruncingkan gigi serta membuat tato di tubuhnya. Masyarakat suku Mentawai percaya bahwa untuk mendapatkan kebahagiaan dalam jiwa harus diikuti dengan bentuk tubuh.

Baca Juga : Iki Palek Tradisi Potong Jari, Simbol Kehormatan Suku Dani Papua

Prosesi Kerik Gigi

tradisi-kerik-gigi-suku-mentawai-1

Tradisi ini akan dilakuakn oleh ketua adat suku Mentawai pada wanita-wanita tersebut. Atau orang tua atau saudara terdekat dari perempuan tersebut juga bisa melakukan Kerik Gigi. Alat yang digunakan untuk meruncing gigi juga tidak sembarang.

Untuk mencapai hasil yang maksimal, suku Mentawai biasanya menggunakan besi atau kayu yang sudah diasah. Namun tradisi ini dijalankan tanpa obat bius (anestesi) sehingga terasa menyakitkan. Jumlah gigi yang dikerik dalam tradisi ini, berjumlah 23 buah gigi.

Tradisi ini pun berlangsung cukup lama ini, sehingga selama proses peruncingan, para wanita suku Mentawai akan menggigit pisang hijau untuk menahan sakitnya.

Gigi yang diruncingkan akan berbentuk segitiga. Jadi, perempuan Mentawai yang melakukan hal ini sudah pasti memiliki fisik yang kuat dan mental yang siap. Karena, mereka harus menahan rasa sakit yang luar biasa.

Diyakini bisa Mengendalikan diri dari enam sifat buruk manusia

Selain menjadi simbol kecantikan dan kedewasaan, melakukan kerik gigi juga dipercayai sebagai proses untuk mengendalikan diri dari enam sifat buruk manusia yang tertanam sejak dulu atau yang biasa disebut juga Sad Ripu. Keenam sifat buruk tersebut terdiri dari : hawa nafsu (Kama), tamak (Lobha), marah (Krodha), bingung (Moha), mabuk (Mada) dan iri hati (Matsarya).

Menurut kepercayaan masyarakat Mentawai bahwa manusia memiliki dua wujud, yaitu arwah dan tubuh yang tidak akan binasa. Jika mereka tidak puas dengan penampilan fisiknya, mereka akan terkena penyakit atau ditarik ke dunia lain.

Kepercayaan inilah yang membuat suku Mentawai menghias tubuh mereka dengan tato yang disebut sebagai ciri khas jati diri mereka serta mengubah bentuk gigi. Hal ini dilakukan agar jiwa mereka selalu bahagia, damai dan panjang umur land-scape.id.

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *