Makna dan Sejarah Upacara Adat Seren Taun Dalam Budaya Sunda

bagikan

Upacara Adat Seren Taun merupakan tradisi tahunan masyarakat Sunda yang sarat makna dan nilai budaya, khususnya dalam bidang pertanian.

Makna dan Sejarah Upacara Adat Seren Taun Dalam Budaya Sunda

Dibawah ini akan membahas tradisi ini bukan sekadar ritual biasa, melainkan cerminan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan yang dijalankan turun-temurun sejak zaman Kerajaan Sunda purba.

tebak skor hadiah pulsa  

Asal-Usul & Sejarah Upacara Seren Taun

Seren Taun berakar dari tradisi masyarakat Sunda kuno dan telah dilakukan sejak zaman Kerajaan Sunda, seperti Kerajaan Pajajaran. Upacara ini awalnya merupakan penghormatan terhadap Nyi Pohaci Sanghyang Asri. Dewi padi dan kesuburan yang menandakan penghargaan terhadap alam dan kekuatan spiritual yang melingkupi kehidupan agraris.

Dalam tradisi tersebut, padi dianggap sebagai simbol kemakmuran dan sumber kehidupan, sehingga upacara ini melibatkan persembahan hasil panen sebagai bentuk syukur dan harapan atas kelimpahan pada musim tanam berikutnya.

Dukung Timnas Indonesia, Ayo nonton GRATIS pertandingan Timnas Garuda, Segera DOWNLOAD APLIKASI SHOTSGOAL

aplikasi shotsgoal

Makna Filosofis & Spiritualitas Seren Taun

Seren Taun bermakna serah terima tahun lama kepada tahun yang baru, melambangkan pergantian siklus kehidupan yang penuh harapan dan doa. Secara mendalam, upacara ini mengekspresikan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan kesejahteraan yang diperoleh selama setahun.

Sekaligus memohon perlindungan dan keberkahan di masa yang akan datang. Makna spiritual ini kental dengan filosofi hidup masyarakat Sunda yang menjunjung tinggi hubungan harmonis antara manusia, alam, dan mahluk gaib sebagai penjaga keseimbangan kehidupan.

Baca Juga:

Prosesi Utama & Rangkaian Acara Seren Taun

Prosesi utama dalam upacara ini diawali dengan “ngajayak” atau penjemputan padi. Menandai dimulainya rangkaian acara pada tanggal 18 Rayagung, serta puncaknya pada tanggal 22 Rayagung menurut kalender Sunda. Pada puncak upacara, dilakukan penumbukan padi sebanyak 22 kwintal, yang dibagi menjadi dua bagian.

20 kwintal untuk dibagikan kepada masyarakat, sementara 2 kwintal lainnya digunakan sebagai benih untuk musim tanam berikutnya. Simbol bilangan 20 melambangkan keseluruhan sifat jasmani manusia. Sedangkan bilangan 2 melambangkan keseimbangan antara aspek kehidupan seperti siang dan malam, suka dan duka.

Peranan Leuit (Lumbung) & Simbolisme Padi

Peranan Leuit (Lumbung) & Simbolisme Padi

Padi yang menjadi fokus upacara diserahkan ke dalam lumbung khusus yang disebut leuit, terdiri dari leuit indung (utama) dan leuit pangiring (pendamping). Leuit indung digunakan untuk menyimpan padi ibu sebagai benih pelestari dan simbol keberlanjutan hidup.

Sedangkan leuit pangiring menampung sisa padi yang tidak tertampung di leuit utama. Proses penyimpanan ini memiliki nilai filosofis tinggi sebagai bentuk menjaga sumber kehidupan sekaligus mengikat hubungan konservasi alam dan budaya Sunda secara lestari.

Seni dan Hiburan Dalam Upacara Seren Taun

Seren Taun juga menjadi ajang pertunjukan seni dan budaya yang meriah. Rangkaian acara melibatkan berbagai seni tradisional seperti tari buyung, pertunjukan angklung baduy dan angklung buncis. Serta permainan musik dari berbagai daerah yang hidup berdampingan dalam kerukunan antaragama dan kepercayaan di masyarakat Sunda.

Selain itu, ada budaya sedekah kue, pertunjukan wayang golek, serta ritual pengambilan air suci dari mata air keramat yang dipercaya membawa berkah dan keberuntungan bagi para peserta upacara. Dengan demikian, upacara ini tidak hanya menyatukan rasa syukur tetapi juga memperkuat identitas dan solidaritas sosial masyarakat.

Kesimpulan

Upacara Seren Taun menjadi pilar penting dalam menjaga tradisi dan budaya agraris Sunda sekaligus mempererat komunitas adat. Tradisi ini menumbuhkan kesadaran kolektif tentang pentingnya harmonisasi manusia dan alam serta rasa syukur yang tulus atas hasil bumi.

Meski upacara ini menarik ribuan wisatawan domestik dan mancanegara setiap tahunnya di beberapa wilayah. Seperti Cigugur di Kuningan, belum sepenuhnya memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat sekitar secara optimal.

Namun, geliat budaya ini membuka peluang pengembangan ekonomi kreatif melalui pembuatan cendera mata khas yang menjadi kenangan bagi pengunjung. Simak terus pembahasan menarik lainnya tentang makanan tradisional hanya dengan klik link berikut ini LAND SCAPE INDONESIA.


Sumber Informasi Gambar:

  1. Gambar Pertama dari infobudaya.net
  2. Gambar Kedua dari radarindramayu.disway.id

Similar Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *